Pagi: rutinitas simpel yang terasa mewah
Pagi saya dimulai bukan dengan drama, tapi dengan ritual kecil yang membuat hari terasa punya mood. Bangun, meneguk segelas air, lalu kopi instan yang lagi viral karena aromanya kuat dan praktis. Ada produk kopi sachet yang sering wara-wiri di TikTok—saya coba karena penasaran—dan ternyata enak. Bukan kopi kafe, tapi cocok untuk momen buru-buru. Rasanya hangat, sedikit manis, dan membuat saya siap berangkat tanpa harus berlama-lama di dapur.
Selain kopi, ada skincare ritual singkat: toner, serum vitamin C, dan sunscreen. Serum yang lagi hits itu memberi efek “glass skin” tipis di pagi hari. Ringan banget, mudah menyerap, dan tidak bikin wajah jadi kilap seharian. Saya lebih suka produk yang cepat dan hasilnya konsisten; sebagai millennial yang juga ketemu deadline, kepraktisan itu nomor satu.
Siang: gaya yang nyaman tapi tetap punya statement—apakah itu Gen Z atau millennial?
Di siang hari, pilihan outfit biasanya bergantung kegiatan. Kalau kerja remote, saya pilih oversized blazer, kaos basic, dan celana kulot. Kalau keluar, sneaker chunky yang viral jadi andalan. Ada perbedaan kecil antara Gen Z dan kita yang millennial: Gen Z berani banget padu padankan warna dan aksesori funky; mereka suka eksperimen. Millennial lebih sering main aman dengan investasi item klasik—blazer bagus, tas kulit, sepatu yang tahan lama.
Satu produk fashion yang saya pakai hampir setiap hari adalah tote bag lokal yang lagi hype. Bukan cuma karena lucu, tapi bahannya tebal, jahitannya rapi, dan bisa muat laptop. Value for money terasa. Saya selalu suka melihat bagaimana generasi muda memaknai “fashion sebagai self-expression”—ada kebebasan di situ yang menyenangkan.
Malam: remake diri menjadi versi yang lebih santai
Malam hari adalah waktu transisi: dari produktif ke rehat. Saya ganti outfit ke piyama satin—simple pleasure yang underrated. Di rumah, saya nyalakan lilin aroma citrus dan pakai face mask sheet yang juga viral karena klaim melembapkan instan. Benar saja, setelah 15 menit kulit terasa lebih segar.
Tentang produk viral skincare, saya cenderung quick test. Kalau hasilnya langsung terlihat atau terasa nyaman, saya lanjutkan. Kalau tidak, kembali ke skincare dasar yang sudah terbukti. Itu prinsip saya: jangan terjebak hype, tapi jangan juga tutup mata pada produk yang memang bekerja. Contoh kecil: lip tint lokal yang lagi booming. Warnanya tahan lama, transfer-proof, dan bikin penampilan jadi rapi tanpa repot touch-up tiap beberapa jam.
Ceritanya: kebiasaan kecil yang membentuk gaya hidup
Ada momen yang lucu beberapa minggu lalu. Saya pakai outfit monochrome, sepatu putih yang lagi viral, dan ternyata karet sepatu cepat kotor. Ketahuan deh, walau styling kece, perawatan tetap penting. Itu pelajaran kecil dari gaya: estetika butuh effort. Saya jadi lebih sering bawa sikat sepatu mini dan lap microfiber—gerakan kecil yang menjaga penampilan tetap rapi sepanjang hari.
Selain fashion dan skincare, konsumsi konten juga memengaruhi gaya hidup. Saya suka baca blog dan feed yang membahas lifestyle simpel tapi meaningful. Kalau kamu suka referensi gaya dan opini yang agak nyeleneh tapi relatable, saya pernah nemu koleksi tulisan serupa di xgeneroyales. Kadang ide-ide kecil itu yang bikin hari lebih berwarna.
Di antara Gen Z dan millennial ada dialog yang menarik: soal fast fashion vs slow fashion, tentang dukungan ke brand lokal, tentang bagaimana kita memilih produk berdasarkan etika atau estetika. Saya masuk di tengah-tengah; saya senang mencoba produk viral, tapi saya juga suka menginvestasikan di item yang tahan lama. Kombinasi itu terasa paling realistis untuk gaya hidup saya.
Kesimpulannya, gaya dari pagi sampai malam bukan cuma soal baju atau kosmetik. Ini soal pilihan-pilihan kecil—kopi, serum, tote bag, lilin—that collectively shape siapa kita hari ini. Nikmati prosesnya. Kadang percobaan gagal, tapi sering juga menghasilkan penemuan kecil yang jadi andalan. Dan kalau kamu sedang menimbang mau coba produk viral atau tetap setia pada barang lama, pilih yang bikin hidupmu lebih ringan. Kalau nyaman, itu sudah cukup.